Minggu, 22 Januari 2012

Hydrogen separation-Drycells



Hydroxy gas atau HHO adalah komposisi atom dari proses elektrolisa yang membentuk air setelah terjadi pembakaran didalam mesin, hydrogen yang menyatu dengan bahan bakar akan meningkatkan performance mesin, sedangkan O2 menambah tenaga, dan menyebabkan terbentuknya uap air, apabila uap air yang terbentuk terlalu banyak akan menimbulkan masalah tersendiri pada mobil yang telah menggunakan System Fuel Management Computer (ECU).

Kelebihan uap air pada exhaust oleh sensor O2 dianggap ada tambahan oxygen, menyebabkan computer memerintahkan sistem injeksi bahan bakarnya merubah air-fuel ratio (perbandingan bahan bakar dan udara).membuat campuran tambah kaya/lebih banyak bensin, yang berarti konsumsi bbm akan boros. Untuk menghindari kejadian ini biasanya penggunaan HHO pada mobil dengan fuel management computer baik yang masih menggunakan system OBD I (On Board Diagnosis), maupun OBD II dipasang pengatur EFIE (Electronic Fuel Injection Enhancer) apabila salah setting nya akan merusak mesin, misalnya campuran bbm diset terlalu kurus (kurang bensin),mesin akan jadi panas dan klep bisa terbakar.

Untuk memisahkan Hydrogen dan Oxygen pada generator HHO dipasang separator membrane , atau dengan memasang filter separtor, memisahkn H2 dan O2 berdasar pada berat atomnya,dan kecepatan gerak H2 yang lebih cepat dari pada O2, (sekarang sedang kami uji coba system filter ini) Hydrogen yang telah terpisah dimasukkan kemesin melalui air flow nya, yaitu saluran masuknya udara kemesin, sedangkan O2 bisa dibuang saja ke udara bebas.

Hydrogen, meningkatkan performa mesin, meningkatkan oktan sampai 130; Oktan/RON yang tepat sangat diperlukan untuk menemenuhi kompresi ratio mesin agar kerjanya maksimal.
H2 mengurangi getaran (knocking), memperpanjang waktu ignitasi/pengapian sehingga seluruh fuel terbakar sempurna, meningkatkan torsi, menepatkan compresi ratio, mengurangi CO2,membersihkan ruang bakar menambah power, menurunkan temperature, dan karena efisiensi mesin meningkat, akan menambah jarak tempuhnya antara 20-40% ; jadi HHO/H2 bukan sebagai pengganti bahan bakar, atau penghemat bahan bakar karena konsumsi bbmnya berkurang, tetapi sebagai supplement agar sisa bbm dalam ruang mesin terbakar sempurna ,jadi tenaga gerak.
BBM yang dikonsumsi mesin tetap sesuai SFC nya (Specific Fuel Consumsion), yang masing masing mobil tidak sama, penghematan pemakaian bbm hanya bisa dilakukan dengan Tune Up atau remapping ECU,sehingga specifif konsumsi bahan bakar lebih sedikit,dan yang paling penting cara kita mengendalikan mobil, serta kondisi jalan yang dilewati,beban yang dibawa, cuaca dan lain lain.
Untuk melihat hydrogen dan oxygen yang terpisah sangat mudah, dari tanki H2 dan O2 masukkan ke air sabun yang ditempatkan dibotol terbuka dengan slang, aktifkan Drycell sampai terjadi bubler/gelembung gas di masing-masing tempat air sabun, ambil slang dari air sabun dan coba gelembung pada air sabun disulut dengan korek, air yang mengandung O2 tidak akan menyala, sedangkan air yang ada H2 akan menyala sesaat berwarna kuning, apabila H2 dan O2 tercampur akan terjadi ledakan pada waktu kena api tetapi tidak tampak nyala, tandanya terjadi kebocoran pada separatornya, jadi H2 dan O2 masih menyatu , bisa juga dengan menyulut ujung slang yang diberi pipa tembaga/logam lainnya , diujung tersebut akan menyala seperti korek api gas,( hati hati mencoba yang yang ini karena kalau H2 masih tercampur O2 akan terjadi explosive )

Perbedaan antara HHO dan Hydrogen (H2)
  • Menggunakan HHO untuk fuel saver perlu memasang flashback arrestor, sedang H2 tidak diperlukan.
  • HHO harus hati hati penggunaannya perlu pengaturan/penyesuaian system bahan bakar pada kendaraan yang telah menggunakan fuel management/ ECU
  • Hydrogen lebih aman digunakan sebagai suplemen peningkatan performa kendaraan bermotor baik yang menggunakan bensin maupun solar
  • Instalasi /pemasangan HHO harus merubah MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor dengan mengatur tegangannya menggunakan Map sensor enhancer, atau dengan EFIE untuk merubah campuran/AFR nya.
  • H2 drycell lebih mudah, output/keluaran H2 dimasukkan ke saluran udara dekat throtle body/skep udara masuk , atau setelah filter udara ,O2 bisa dibuang atau masukkan ke filter udara, H2 sama sekali tidak mempengaruhi sensor-sensor computer mobil.
  • HHO untuk mobil memerlukan LPM lebih banyak daripada H2. ( Uji coba pada mobil yang kami gunakan sehari hari Peugeot 406 D 9 tahun 2001 mesin 2 liter/2000 cc dengan 2 unit H2 drycell arus listrik hanya 4 ampere perkiraan hydrogen yang dhasilkan masing masing drycell 0,164 LPM meningkatkan efisiensi pemakaian BBM sekitar 40% dengan performent yang sangat memuaskan, pada putaran rendahpun accelerasinya cukup baik)
  • Waktu terbakarnya HHO lebih cepat dibandingkan H2, dengan H2 waktu ignitasisnya akan bertambah panjang, sehingga sisa bbm yang masih belum terbakar akan dibakar dan jadi tenaga.
  • HHO menghasilkan uap air lebih banyak setelah pengapian, dibandingkan dengan H2, hal ini menimbulkan problem pada mobil ECU, karena O2 sensornya mendeteksi tambahan O2 dari uap ai yuang terbentukr, H2 uap air yang dihasilkan ditentukan oleh udara masuk yang diatur MAP sensor dan O2 sensornya sesuai perhitungan computernya.
  • H2 yang diinjeksikan kemesin lebih baik efisiensinya 5% lebih banyak dari hho yang dimasukkan keruang bakar/mesin.
Test gas Hydrogen


Specifikasi Hydrogen generator yang perlu diperhaikan:

Berapa watts tenaga listrik yang diperlukan mampu menghasilkan berapa liter gas hydrogen per menit, (LPM - liter per minute) Idealnya volume HHO2 yang dimasukkan minimal 25% dari volume mesin, (misalnya mobil 1000 cc HHO yang dimasukkan minimal 250 cc atau 250 mLPM., sedangkan H2 hanya sekitar 10-15% sudah cukup, dan sudah kami coba serta berdasar referensi di internet percobaan H2 murni yang dihasilkan dari reaksi kimia serbuk AL(OH)3 dengan katalis carbon (CC) pada mobil 3500 CC bisa meningkatkan efisiensi bbm sampai 37% dengan estimasi H2 yang dihasilkan dari reaksi tersebut 0,3 LPM atau 300 cc/menit.)

Efisiensi geneator H2.
Angka efisiensi ini menunjukkan perbandingan volume gas permenit dengan tenaga listrik yang diperlukan, milliter / menit / watts (mmw) yaitu berapa milli liter per menit gas bisa dihasilkan, dengan berapa wats listrik yang diperlukan, atau bisa dihitung dengan rumus mLPM/Watts, semakin tinggi angka ini semakin baik kerja generator hydrogen.
contoh :
 Drycel hho dengan luas plat 15X12 cm, lebar gasket 1 cm sehingga plat active yang kena air 11,5X9,5 cm, plat disusun jadi 1 stack, dengan netral 5 plat.jumlah plat 1 stack 7 keping
Tegangan kerja 12 volt, tegangan antar plat 2 volt.
Arus listrik maksimum yang diijinkan pada susunan ini (1stack) 9,14 Ampere.
Pada tegangan 12 volt diberi arus 5 Amper ; kalau dihitung dengan hukum Farady dihasilkan gas HHO sebanyak 313mLPM (313 cc) .
MMW/efisiensi nya: mLPM/Watss =313/(12X5)= 5,216 .
Drycell ini bisa digunakan untuk mobil 2000 cc kalau disusun jadi 2 stack, 13 plat menghasilkan gas 0,626 LPM atau 626 cc ,lebih dari 25% volume mesin 2 liter. dan efisiensinya cukup baik rata rata drycel mmw nya hanya 4,8

sebelum menggunakan Drycell hho sebaiknya cari tau dulu berapa LPM gas yang bisa hihasilkan, berapa volt tegangan kerjanya, arus yang mampu dilewatkan bera Ampere, dan berapa mmw/angka efisiensinya.


Kelistrikan.

Konsumsi listrik drycell kecil
Listrik yang diperlukan adalah listrik arus searah atu DC diambil dari Altenatornya atau langsung ke Battery/Accu dengan memasang switch Relay pada system off/on engine, jadi Drycel akan bekerja pada saat mesin dihidupkan dan tidak aktif pada saat mesin mati.

Perlu diperhatikan pemakaian listrik ini tidak boleh melebihi 15% dari kemampuan maksimal Altenator karena apabila beban altenator bertambah mesin akan berat dan menghambat efisiensi jarak tempuhnya, kebanyakan orang memasang HHO/H2 mengejar besaran LPM sehingga arus listrik perlu besar, tidak menyadari bahwa H2/HHO sebagai suplement diperlukan hanya 10-25 % volume mesin. Untuk meningkatkan efisiensi kerja Drycel bisa menambah PWM (Puls Width Modulation) pada supply listriknya agar bisa menyesuaikan besarnya tegangan dan arus untuk mendapatkan efisiensi/mmw yang tepat.

Bagaimana hydrogen digunakan untuk penghematan BBM ?

Fuel Saver atau penghemat bahan bakar yang dikembangkan pada teknologi otomotif bertujuan menjaga ketepatan perbandingan antara udara dan bensin, Air Fuel Ratio (14,7 : 1) agar bbm terbakar sempurna dan menjadi tenaga penggerak mesin/roda mobil, pada semua kondisi diperjalanan, saat mobil berhenti mesin stasioner/idle, mobil membawa beban , percepatan/accelerasi ,temperature udara /kondisi cuaca, pengereman, kondisi medan seperti jalan rusak, tanjakkan, dataran tinggi ,tekanan ban yang kurang sesuai  dan kebiasaan mengemudi, sangat menentukan perubahan AFR.

Untuk menjaga stabilitas perbandingan udara-bensin agar didapat pembakaran yang sempurna, mobil-mobil setelah tahun 1992 dipasang system management bahan bakar dengan computer (ECU), yang dapat mengontrol banyaknya udara dan bbm yang diperlukan pada segala kondisi, system ini dikenal dengan On Board Diagnosis (OBD)  dengan menghubungkan konektor di dashboard ke  scanner dapat diketahui error pada system kerja mesin ,kesalahan tersebut diperlihatkan pada lampu check engine yang menunjukkan kode kesalahan /DTC ,dan sekarang pemberitahauan kesalahan sudah denga teks/tulisan  bukan kode angka, setelah 1996 OBD disempurnakan dengan OBD2, Kerja ECU bisa di remaping/diset ulang tentunya harus dikerjakan oleh seorang teknisi professional dibidang computer mobil,sistem ini dikenal dengan sistem rangkaian tertutup/close loop seluruh sensor mengirim data ke ECU dan data tersebut diolah dan dikirim kembali kekomponen (actuator) untuk dilaksanakan, misalnya banyaknya fuel yang diperlukan pada saat itu.

Banyak cara penghematan bbm yang dilakukan orang antara lain dengan meningkatkan kompresi ratio, memasang magnet pada slang bensin, menambah oktan dengan zat additive , menambahkan HHO, Water Injection , memasang micro reactor atau hydro carbon crack system (HCS).  

H2 atau hydrogen murni bisa dimasukkan kemesin mobil yang sudah menggunakan computer baik OBD1 maupun OBD 2, tanpa merubah ECU karena computer system mobil tidak ada sensor Hydrogen, yang ada sensor Oxygen pada exchaust manifolnya,sedangkan Hydrogen akan meningkatkan oktan sampai 130 akan mempengaruhi self ignition temperature menjadi lebih tinggi, dengan kata lain menunda bensin terbakar dengan sendirinya, karena telah mencapai temperature ingnitasi dan tekanan diruang mesin , Apabila oktannya lebih rendah tidak memenuhi kompresi ratio mesing akan menimbulkan knocking/getaran/nglitik karena ada tenaga yang mendorong balik zekker/piston kebawah sebelum mencapai TMA, self ignitasinya H2 lebih tinggi tidak akan terbakar sebelum busi ada api, dari kondisi tadi pembakaran jadi sempurna tepat pada TMA artinya compresi ratio mesin terpenuhi , compresi ratio sangat menentukan tenaga yang dihasilkan, setelah terjadi pembakaran tidak semua bbm terbakar habis, dengan adanya H2 waktu pembakaran akan lebih panjang sehingga api dari nyala hydrogen menyempurnakan semua sisa bensin/hydro carbon yang tersisa terbakar jadi tenaga. (Fuel/bbm yang jadi tenaga hanya 35% sedang 65% lainnya tidak terbakar dan akan disempurakan di Exhaus-katalisator, terbuang sia -sia hanya untuk mengurangi CO2 agar emisi gas buangnya lebih baik)

Akibat dari bertambahnya waktu pembakaran ini bisa dirasakan dengan injakan pedal gas sedikit saja RPM cepat naik dan waktu injakan pedal gas lebih panjang seperti tidak habis-habis, mesin lebih halus tanpa getaran/knocking, CO dan CO2 berkurang, didalam mesin lebih bersih tenaga/power akan bertambah, temperature mesin lebih dingin, karena setelah combustion/pembakaran H2 akan mengikat Oxygen menjadi kabut air, peristiwa re combine ini menimbulkan power, mesin.lebih bertenaga.

Mobil dengan ECU keluaran O2 dari drycell bisa dibuang atau dimasukkan juga lewat Air filte (perlu diingat O2 diudara hanya sekitar 20% sedang O2 dari proses elektrolisa O2 yang dihasilkan 100%,jadi perlu dipertimbangkan kalau menambah O2 drycel ke air intake nya).

 O2 dari filter akan dideteksi oleh MAP/MAF sensor dan O2 Sensor tetapi H2 yang masuk satu jalur dengan udara dibiarkan masuk keruang bakar.

Mobil yang masih memakai carburator H2 dan O2 bisa dimasukkan ke carburator, upayakan mendekati Throtle/Skep, perlu sedikit merubah setelan anginnya. Dengan sempurnanya pembakaran tidak ada sisa bensin yang tidak terbakar, emisi gas buang lebih bersih. Dari pengalaman pemasangan hydrogen yang kami kerjakan efisiensi setiap mobil tidak akan sama (antara 10 - 50 %), tergantung pada kondisi dan efisiensi yang telah dicapai oleh kendaraan tsb,apabila efisiensinya telah mencapai maksimal (irit bbm) paling tidak akan didapat peningkatan performa mesin, emisi gas buang yang bersih,dan sedikit tambahan jarak tempuh.

Degan menambah kan H2 berarti kita meningkatkan Oktan/RON BBM nya sedangkan setiap mobil mensyaratkan pemakaian BBM Oktan tinggi, yang kadang kadang ditingkatkan oktannya malah jadi boros, Oktan diperlukan untuk menepatkan compressi ratio ,untuk itu sebaiknya sebelum memutuskan memasang Drycel HHO/H2 perlu dicoba mengisi tanki bbm dengan oktan diatasnya misalnya biasa pakai Premium yang oktannya 88 dibandingka dengan mengisi oktan 92 atau 95 dan lihat perbedaan efisiensinya, diisi dengan 5 liter misalnya rasakan  ada bedanya atau tidak, kalau ada bisa dipasang drycell untuk meningkatkan performent dan penghematan BBM kalau tidak konsultasi dulu atau cari tau kepada orang yang mengerti tehnik auto motif.

Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa HHO maupun H2 bukan pengganti bbm, kecuali mobil yang dirancang khusus dengan bahan bakar HHO untuk mengganti bahan bakar Hydrocarbon.dan itu bisa karena HHO bersifat explosive.

HHO/H2 - DRYCELL :
Drycell ini terbuat dari plat Stainlessteel 304L atau 316L

1 unit Drycell terdiri dari :
  • 1 stack generator Drycell, 7 plat stainlessteel 304 /316
  • Tabung reservoir ( juga sebagai tabung bubbler )
  • 3 meter Slang plastic
  • 1 Tabung bubblerdan filter H2/H2 dryer
  • 1 buah relay switch 30A/12volt
  • 1 set kabel, fuse 30A dan fuseholder
  •  KOH (Kalium Hydroksida) untuk 1 liter elektrolyte
  •  Panduan pemasangan, pembuatan elektrolytenya dan setting arus listriknya, dan fotolewat e-mail
Ukuran drycell;
Drycel 1 stack ( 7 plat ), tinggi 17,5 cm, lebar 12,5 cm, tebal 6 cm.
Arus DC yang diperlukan 2,5 - 8 Ampere.(Ampere maksimum 9,14A)
Tegangan kerja 12 volt.
Efisiensi/mmw 5,21

Drycell yang kami buat :
Drycell untuk mobil Carburator (HHO Drycell)                       Harga : Rp. 1.700.000,-    
Drycell untuk mobil dengan ECU (HHO dengan filter H2)        Harga : Rp. 1.950.000,-
Drycell untuk motor carburator dan PGM-FI                          Harga : Rp.    450.000,-

Harga tersebut tidak termasuk ongkos kirim (referensi biaya kirim bisa dicek di web JNE/TIKI)
dan sewaktu waktu bisa berubah menyesuaikan harga bahan dasarnya.

Pemasangan H2 Drycell pada Honda CB150R

H2 Drycell 2 stack terpasang pada Peugeot 406 D9

Hasil pemasangan DRYCELL pada Peugeot 406 D9 (monitoring control liter/100km)

HHO dan H2 DRYCELL


HHO dan H2 Drycell
Gelembung Gas yang dihasilkan oleh drycell



Drycell untuk motor

Apabila berminat silahkan Hubungi kami :

Hydrogen ( H2 ) -Drycells .

Alamat : Jl. Mayjend Sungkono 5/42, Tulungagung 66215, Jawa Timur
Phone/sms : : 082143000051
E-mail : widjayadi@yahoo.com





=======================================================================



2 komentar: